Permintaan Kakao dan Gula Aren Jepang Tinggi, Wali Kota Pertemukan Petani Dengan Eksportir 

Kotamobagu, Terkini38 Dilihat

JEJAK.NEWS, KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota Kotamobagu melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas produk pertanian khususnya kakao dengan memfasilitasi pengusaha dari Jakarta untuk bertatap muka langsung dengan petani di Kotamobagu, acara tersebut digelar di Perkebunan Kakao Kelurhan Pobundayan, pada Kamis 11/09/2025.

Sebelumnya Wali Kota menjelaskan bahwa pengusaha tersebut telah berkomunikasi dengan intens dengan Wali Kota ketika di Jakarta beberapa waktu lalu dan tertarik untuk mengembangkan kualitas produksi kakao di Kotamobagu agar bisa di ekspor ke luar negeri khususnya Jepang, China dan Dubai.

Merespon hal tersebut Wali Kota Kotamobagu mengambil langkah cepat mempertemukan pengusaha Kakao, Direktur Utama PT. Turkodom Indonesia, Ibu Cecilia Christya Tumini, yang bekerja sama dengan perusahaan dari Jepang milik Tuan Yosogawa sebagai Buyer untuk datang bertatap muka langsung dengan petani.

“Apabila Ibu ingin mengambil kakao di Kotamobagu, harus datang langsung sebagai bukti keseriusan Ibu, dan harus menyampaikan permintaan Ibu secara langsung ke masyarakat,” pinta Wali Kota.

“Saya berharap kepada petani di kotamobagu, ini bulan depan ada yang akan datang untuk memberikan edukasi untuk belajar bagaimana cara fermentasi, saya ingin sampaikan bahwa kita harus berusaha memproduksi kakao yang organik karena harga yang berbeda,”

Lanjut Wali Kota, bahwa perusahaan dari Jepang milik Tuan Yosogawa yang bertindak sebagai buyer siap bekerjasama dengan pemerintah Kotamobagu yang akan dituangkan lewat Momerandum of Understanding (MOU) untuk mengambil produk kakao yang organik dan diproduksi dengan cara fermentasi.

Wali Kota Kotamobagu ketika sedang melakukan telekompres dengan Tuan Yosogawa secara langsung dari Jepang. (Foto: Diskominfo).

“Tadi Tuan Yosogawa telah berkomunikasi dengan kami secara langsung lewat Video Call, dapat dipastikan Jepang akan membuat MOU, sedangkan China kita bisa juga menjual produk kesana tapi belum tau sampai kapan bisa menjual ke China karena tidak ada MOU,” jelas Weny.

“Sebagai pemerintah kami bersyukur karena buyernya telah datang langsung, tetapi saya himbau untuk masyarakat petani, yang paling utama dalam jual beli adalah kejujuran, jangan sampai kita mengatakan ini organik tapi yang dikirim non organik, kerja sama dengan Jepang kita tidak bisa main curang karena orang Jepang baik tapi tidak pemaaf maka kita harus jujur untuk menjaga kesinambungan pembelian produk kita,” tegas Wali Kota.

Ia juga menerangkan bahwa sebelumnya lima daerah BMR telah bekerjasama, untuk menjamin produk kakao organik dan non organik akan diserahkan ke PD Gadasera sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah untuk menjamin mutu dan kualitas. Selain Kakao organik, PT. Turkodom juga akan mengambil produk Gula Aren dari Bolaang Mongondow Raya dengan harga yang kompetitif.

Baca Juga: Tim Penilai Lomba PKK Tingkat Provinsi Hadir, Rindah Pimpin Kotamobagu Memaksimalkan Semua Potensi 

Ditempat yang sama, Direktur Utama PT. Turkodom Indonesia, Ibu Cecilia Christya Tumini mengambil kesempatan untuk menjelaskan kedatangannya ke Kotamobagu sebagai hasil pembicaraan dengan Wali Kota di Jakarta sebelumnya.

“Sebelumnya telah kitadengar bersama Tuan Yosogawa telah berbincang-bincang langsung dengan Bapak Wali Kota, jadi perusahan saya bekerja sama dengan perusahaan Tuan Yosogawa untuk ekspor kakao ke Jepang,” ungkap Cecilia.

Penyerahan produk Gula Aren hasil olahan petani kepada Dirut PT. Turkodom Indonesia Ibu Cecilia Christya Tumini. (Foto: Diskominfo).

Ia menjelaskan, Tuan Yosogawa punya proyek besar di Jepang untuk kebutuhan pabrik coklat di Jepang. Pertimbangan ini sebenarnya sudah sejak tahun lalu, kedatangan kesini untuk memenuhi kebutuhan permintaan ekspor kakao ke Jepang.

“Saya minta dukungan Bapak Wali Kota dan jajaran serta Bapak ibu sekalian sebagai petani untuk bisa support permintaan Jepang yang cukup besar ini,” harapnya.

Untuk Kotamobagu mungkin menjadi gudangnya kakao organik, seandainya kurang mungkin bisa berkoordinasi dengan daerah yang laeng untuk dikirim dan dikumpulkan disini dan menjadi pusat kakao organik.

“Selain dengan Jepang, saya juga bekerjasam dengan negara lain seperti China, Dubai. Jadi selain Jepang ada juga permintaan negara tersebut, jadi saya mohon sesuai dengan standar yang eksport,” terangnya.

Untuk memenuhi kualitas eksport tersebut harus difermentasi selama enam hari, maka dari perusahaan tersebut akan datang untuk memberikan pelatihan bagaimana proses fermentasi sesuai dengan standar Jepang.

Foto bersama Wali Kota, Bupati, tim PT. Turkodom Indonesia dan para petani serta siswa yang sedang mengikuti pelatihan pengolahan kakao. (Foto: Diskominfo).

“Tadi dijelaskan pak Wali, ada yang organik dan non organik. Yang organik tetap saya akan beli untuk dijual ke China, karena China tidak harus organik tapi tetap sama-sama difermentasi namun beda harga, kalo organik lebih tinggi dan non organik harganya beda,” imbuhnya.

Selain itu ada juga permintaan kulit kakao seratus ton, jadi nanti kulit kakao ini bisa dijemur, di cacah kemudian dikeringkan. Untuk hal tersebut nanti akan diberikan pelatihan dari tim yang telah disiapkan oleh perusahaan terkait dengan cara oengolahannya.

“Kukitnya kami dapat harga sekitar Rp. 15.000 per kilogram, nanti akan diajari bagaimana pengolahan kulitnya jadi semua bisa dijadikan uang,” pungkas Tumini.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Kotamobagu, dr. Weny Gaib, Sp.M, Bupati Bolaang Mongondow, Yusra alhabsyi, SE. Direktur Utama dan Tim dsri PT. Turkodom Indonesia, Asisten II Sekretariat Daerah kotamobagu, H. Adnan Masinae, Kepala Dinas Pertanian, Ibu Fenty Miftah, SP,. Camat Kotamobahu Selatan, Lurah Pobundayan, para petani kakao milenial.(abo).

 

Tinggalkan Balasan