Murdiono Dorong Pemkot dan BMR Usulkan Pahlawan Nasional Pada Musrembang RKPD 2026 

Kotamobagu, Terkini89 Dilihat

JEJAK.NEWS, KOTAMOBAGU– Pemerintah Kota Kotamobagu melaksanakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026, berlangsung di Aula Rumah Dinas Wali Kota Kotamobagu pada Kamis 17/04/05.

Acara Tersebut dibuka langsung oleh Walikota Kotamobagu dr. Weny Gaib, Sp.M . selesai pembukaan acara tersebut Musrembang dilanjutkan dengan mendengarkan berbagai usulan dari masyarakat lintas sektoral untuk mendengarkan dan sekaligus memberikan usulan dan tanggapan tentang Rencana Kerja Pemerintah Kota Kotamobagu tahun 2026 nanti.

Pembahasan tersebut berlangsung dengan hangat dan penuh semangat karena terjadi interaksi aktif dalam forum tersebut antara pemerintah dan undangan yang hadir dari berbagai kalangan seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, Perwakilan pengusaha, anak muda, wartawan, LSM dan tokoh masyarakat lainnya.

Diskusi berjalan dengan sangat terukur dan terarah dipimpin oleh moderator serta didampingi oleh para ahli dari beberapa akademisi. Salah satu peserta musrembang tersebut, sebagai peneliti sejarah dan penggiat budaya Murdiono Mokoginta, memberi masukan kepada pemerintah Kotamobagu dan Bolmong Raya lewat musrembang tersebut untuk menginventarisir tokoh pejuang lokal untuk di usulkan kepada Pemerintah pusat agar dijadikan sebagai pahlawan nasional.

Baca Juga: Terpilih Sebagai Ketua PW Ansor Sulut, Muliadi Targetkan Kader Rebut Kepemimpinan Daerah

“Ini seperti yang kita ketahui ada sekitar sepuluh tokoh pahlawan nasional di Sulut, sembilan orang Minahasa, satu orang sangihe, Bolaang Mongondow belum punya karena belum di usulan,” tegas Dion panggilan akrabnya.

Selain itu, ia juga mengusulkan terkait tentang festival budaya Bolaang Mongondow ketika diadakan pada setiap momentum kebudayaan agar menampilkan keorisinilan budaya Bolaang Mongondow agar lebih menonjol, jangan dicampur dengan kebudayaan yang pada umumnya agar identitasnya muncul setara dengan produk kebudayaan yang mapan.

Menurutnya keorisinilan budaya Bolaang Mongondow ini harus ditampilkan ke permukaan agar tidak tenggelam oleh budaya umum yang masuk akibat peranan globalisasi sehingga bisa teridentifikasi dengan jelas identitas budaya tersebut dari mana asal usulnya walaupun pada kenyataannya persilangan budaya merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolak hari ini.

“Contohnya seperti kebudayaan masyarakat bali dan Jawa yang hari ini kita lihat begitu superior mendominasi dan menguasai daerahnya, bahkan melintasi teritorinya karena peran penting dari pemerintah dan masyarakatnya yang sadar akan hal tersebut hingga produk kebudayaan mereka bisa bernilai ekonomis, karena endorsement yang luar biasa,” terang penulis sejarah Bolmong ini.

Faktanya hari ini, produk kebudayaan masyarakat Jawa dan Bali telah menghasilkan pendapatan ekonomi bagi pemerintah dan masyarakatnya lewat kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara negara sehingga berdampak langsung pada pendapatan asli daerah.(abo).

 

 

 

Tinggalkan Balasan