ESDM: Gunung Ambang Bisa Memgeluarkan Gas Beracun Kapan Saja

Kotamobagu, Terkini45 Dilihat

JEJAK.NEWS, KOTAMOBAGU – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Wilayah Sulawesi dan Maluku, melakukan sosialisasi terkait ancaman geologi di kawasan Gunung Ambang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan edukasi masyarakat terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh Gunung Ambang.

Dalam acara yang berlangsung di Hotel Sutan Raja, Selasa (25/11/2025), Kepala Balai, Juliana Rumandi, menegaskan bahwa Gunung Ambang berada pada status Level I (Normal), namun tidak berarti aman sepenuhnya. Kawah Gunung Ambang kini terbuka dan dapat mengeluarkan gas beracun kapan saja, sehingga membahayakan pendaki yang bermalam di area kawah.

“Gunung Ambang memang berada pada status Level I (Normal), namun normal bukan berarti aman sepenuhnya. Kawah Gunung Ambang kini terbuka dan bisa mengeluarkan gas beracun kapan saja. Ini berbahaya, terutama bagi pendaki yang bermalam di area kawah,” jelasnya dengan tegas.

Dalam catatan sejarah, Gunung Ambang pernah meletus besar dan dampaknya menjangkau Kotamobagu dan sejumlah kabupaten sekitar. Sejarah itu menjadi pengingat bahwa kewaspadaan tidak boleh kendur.

ESDM mengeluarkan tiga imbauan utama bagi para pendaki, yaitu:

– Dilarang bermalam di area kawah

– Tidak mendaki saat cuaca buruk

– Waspada erupsi freatik yang dapat muncul tiba-tiba tanpa tanda awal

“Erupsi freatik itu yang kami khawatirkan. Cepat, tiba-tiba, dan sangat berbahaya. Apalagi saat musim hujan,” tambah Juliana.

Baca Juga: Pemkot Kotamobagu Gelar Profiling ASN, Tingkatkan Kualitas Birokrasi

Juliana menekankan bahwa program ini untuk peningkatan kapasitas dan edukasi yang sangat vital. Ia juga meminta camat dan sangadi untuk menjadi “penerus suara” mitigasi bencana ke masyarakat, serta meminta media massa membantu memperluas jangkauan informasi.

“Kami datang untuk memberikan pengetahuan, bukan untuk membagikan perlengkapan. Pengetahuan inilah yang menyelamatkan,” tegasnya.

Kepala BPBD Kotamobagu, Asriyanti, S.T., M.M., menyampaikan terima kasih mendalam atas pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya, edukasi seperti ini adalah kebutuhan mendesak bagi daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan rawan geologi.

“Ini tambahan pengetahuan yang sangat penting. Informasi seperti ini harus benar-benar sampai ke masyarakat,” kata Asriyanti.

Ia menekankan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci, mengingat bahaya geologi sering datang tanpa peringatan. “Kita tentu berharap tidak ada erupsi. Tetapi masyarakat perlu tahu apa yang harus dilakukan sejak awal agar tidak panik dan bisa mengambil langkah antisipasi,” tegasnya.

Sosialisasi ini bukan sekadar acara formal, melainkan langkah nyata menjaga keselamatan warga. Di tengah ancaman gas beracun, erupsi freatik, dan potensi bencana lainnya, pemahaman yang tepat dapat menjadi pembeda antara selamat atau celaka. Dengan edukasi yang terus berkelanjutan, diharapkan pemerintah daerah semakin siap, masyarakat semakin paham, dan Gunung Ambang tetap menjadi sahabat alam yang dapat dinikmati bukan ditakuti.(abo).

Tinggalkan Balasan